Desa Labuhan Kec. Brondong Kab Lamongan - Lamongan 4.79

SEJARAH DESA LABUHAN

Desa Labuhan merupakan salah satu desa di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur yang terdiri dari 3 Dusun 5 RW dan 30 RT nama Labuhan sendiri sebenarnya berasal dari kata “Labuh Awan” yang artinya tenggelam siang hari yang mana nama “Labuh Awan” di ambil dari sebuah peristiwa yang terjadi di Desa Labuhan. menurut sumber yang kami ambil bahwa dahulu kala sebelum ada nama Desa Labuhan ada sebuah peristiwa yaitu ada nelayan lokal yang sedang mencari ikan pada siang hari yang melihat ada perahu nelayan asing dari luar daerah yang menenggelamkan atau melabuhi (Bahasa Labuhan) seorang di laut sebelah utara desa (yang Sekarang Labuhan) yang diketahui oleh nalayan lokal setalah dicari-cari tidak diketemukan bangkainnya setelah itu sang nelayan tadi melapor pada sesepuh desa sehingga diadakanlah pencarian beramai-ramai oleh warga desa berita tersebut sangat menggemparkan warga desa karena hal tersebut merupakan peristiwa besar pertama yang terjadi di desa tersebut. Seluruh warga nelayan melakukan pencarian tetapi tidak menemukan bangkai orang tersebut selang beberapa hari ternyata bangkai tersebut sudah terdampar atau Kecentong (Bahasa Lokal) di desa bagian barat dan diambillah bangkai tersebut di tempat pertemuan desa atau lapangan.

Dari peristiwa ini para sesepuh berharap semoga tidak terjadi peristiwa serupa lagi mereka bersepakat memberi nama desa dengan nama “Labuhan Awan” yang artinya tenggelam siang hari untuk wilayah Bagian Timur dan “Kecentong” untuk dusun Bagian Timur yang Artinya Terdampar. Dari perkembangan desa semakin maju sampai pada akhirnya semakin banyaknya perahu asing yang berlabuh di labuh awan yang berimbas pada meningkatnya perekonomian warganya maka sesepuh desa pun bersepakat menyempurnakan atau merubah nama desa yang semula Desa “Labuhan awan” menjadi “Labuhan” yang artinya tempat berlabuh dan dusun “Kecentong” menjadi Kentong yang artinya betah (dalam bahasa lokal).

Sejarah Pemimpin Desa

Kemajuan Desa Labuhan tidak terlepas dari keuletan para pemimpin-pemimpin yang pernah memimpin desa baik dari zaman dahulu sampai zaman sekarang, menurut sumber yang masih dapat dimintai keterangan dapat menyebutkan bahwa Desa Labuhan dipimpin lebih dari 5 orang pemimpin yang masing-masing memiliki masa jabatan yang berbeda menurut sumber pada saat penjajahan Jepang di Indonesia yakni + satu setengah tahun sebelum Jepang meninggalkan Indonesia jabatan kepala desa dipegang oleh “Bapak Suto” yang merupakan warga dari desa Labuhan.

Pada saat penjajahan Belanda yang kedua di Indonesia jabatan kepala Desa Labuhan dipegang oleh “Bapak Puri” yang memiliki julukan Sastro Amijoyo dan sekretarisnya “Bapak Kaprawi” yang keduannya merupakan warga desa Labuhan mereka menjabat sebagai kepala dan sekretaris desa selama + 35 tahun atau 4 periode.

Baru di tahun 1969 jabatan kepala desa digantikan oleh “Bapak Surgi” dengan sekretarisnya “Bapak Mustari” namun tidak sampai habis masa jabatan sudah dihentikan jabatannya, kemudian digantikan oleh “Bapak Sumantri” dengan sekretaris “Bapak Kartuwin” mereka menjabat selama 16 tahun atau 2 periode dan pada tahun 1998 jabatan kepala desa dipegang oleh “Bapak Mulikan” dengan sekretaris “Bapak Musroin” selama 8 tahun dan menjabat kembali ditahun 2006 sampai 2012.

Kemajuan-kemajuan Desa Labuhan baik dari sarana maupun prasarana sudah Sangat nampak sekali baik sarana jalan, pengairan, pendidikan, kesehatan dan perekonomian.